Rupiah Menguat. Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS pada awal pekan ini. Pada pembukaan perdagangan hari Senin, rupiah terapresiasi 43 poin atau sekitar 0,27 persen, berada di level Rp16.175 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya di Rp16.218.
Menurut analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, faktor eksternal menjadi pemicu utama pergerakan rupiah kali ini. Kekhawatiran atas kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump terhadap Uni Eropa (UE) telah memicu pelemahan dolar AS secara global, memberikan angin segar bagi mata uang emerging markets, termasuk rupiah.
Tarif Trump Picu Ketidakpastian Pasar
Trump sebelumnya mengumumkan rencana menerapkan tarif sebesar 50 persen terhadap barang dari UE mulai 1 Juni 2025. Kebijakan ini dipicu oleh ketidakpuasan atas praktik perdagangan UE, termasuk dugaan manipulasi moneter dan sanksi terhadap perusahaan AS.
Namun, beberapa hari setelah pengumuman tersebut, Trump menunda implementasi tarif hingga 9 Juli. Meskipun ada penundaan, sentimen pasar tetap negatif terhadap dolar karena ketidakpastian kebijakan dagang AS.

Sumber: antaranews.com
Peran Bank Indonesia dalam Mendukung Rupiah
Dari sisi domestik, keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga juga menjadi penopang penguatan rupiah. Lukman menilai langkah BI ini tepat, mengingat tekanan inflasi yang masih rendah dan perlunya stimulus tambahan untuk mendongkrak perekonomian nasional.
“Dengan meredanya tekanan dolar AS, BI memiliki ruang lebih besar untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter,” ujar Lukman.
Proyeksi dan Tantangan ke Depan
Meski rupiah menunjukkan penguatan, pergerakannya tetap dalam rentang yang relatif sempit, yakni antara Rp16.100 hingga Rp16.250 per dolar AS. Fluktuasi ini masih sangat dipengaruhi oleh dinamika global, terutama arah kebijakan Trump dan potensi perlambatan ekonomi global.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, kolaborasi antara kebijakan fiskal dan moneter menjadi penting. Selain itu, menjaga kepercayaan investor melalui kestabilan politik dan reformasi struktural juga menjadi kunci keberlanjutan penguatan rupiah.
Baca juga: Digitalisasi Bisnis Lewat Media Sosial: Kunci Cerdas di Era Persaingan Global