Transformasi digital kini menjadi arus utama dalam pengembangan koperasi di Indonesia. Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menetapkan digitalisasi sebagai satu dari tiga agenda besar kementerian. Dua agenda lainnya adalah rebranding koperasi dan perbaikan tata kelola. Fokus tersebut juga tercermin dari pembentukan kedeputian baru yang khusus menangani kelembagaan dan digitalisasi koperasi.
Perjalanan Digitalisasi Koperasi
Sebenarnya, digitalisasi koperasi bukanlah hal yang benar-benar baru. Sejak awal 2000-an, koperasi telah mulai mengadopsi teknologi. Awalnya, mereka menggunakan sistem manajemen offline. Kemudian, seiring perkembangan teknologi, mereka beralih ke sistem berbasis internet. Kini, koperasi memasuki tahap transformasi digital penuh, yang memungkinkan transaksi dengan pihak ketiga. Contohnya termasuk layanan PPOB, pembayaran digital, dan transfer antarbank.
Tantangan Masih Menghantui
Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama bagi koperasi mikro dan kecil. Banyak koperasi menghadapi keterbatasan sumber daya manusia, infrastruktur digital yang belum merata, serta kompleksitas regulasi. Meskipun regulasi seperti Peraturan Bank Indonesia dan Permen No. 8 Tahun 2023 sudah membuka peluang layanan keuangan digital, panduan teknis yang jelas masih sangat dibutuhkan. Hal ini membuat implementasi dan pengawasan menjadi tidak mudah dilakukan di lapangan.

Sumber: money.kompas.com
Kolaborasi Jadi Kunci
Untuk menjawab tantangan tersebut, kolaborasi dengan penyedia teknologi menjadi solusi penting. Melalui kemitraan ini, koperasi dapat menggunakan sistem inti (core system) tanpa harus membangun sendiri infrastruktur digitalnya. Cukup melalui aplikasi mobile, anggota koperasi bisa melakukan berbagai transaksi keuangan secara langsung dan aman.
Peluang Meningkatkan Partisipasi Generasi Muda
Di sisi lain, meningkatnya penggunaan smartphone dan internet menciptakan peluang baru. Layanan digital terbukti mampu meningkatkan partisipasi generasi muda. Berdasarkan riset Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (2024), layanan berbasis aplikasi dapat menarik minat Generasi Z yang selama ini memiliki tingkat keanggotaan terendah dalam koperasi.
Elkopra, Solusi Digital bagi Koperasi Modern
Dalam konteks ini, aplikasi Elkopra hadir sebagai solusi konkret untuk mendukung koperasi menuju digitalisasi. Elkopra dirancang untuk membantu koperasi dalam mengelola simpan pinjam, laporan keuangan, dan transaksi anggota secara real-time. Lebih dari itu, Elkopra mendukung kepatuhan terhadap regulasi dan meningkatkan transparansi. Dengan demikian, koperasi dapat membangun kepercayaan anggota sekaligus menarik generasi muda untuk bergabung.

Kesimpulan
Pada akhirnya, memanfaatkan aplikasi digital yang tepat bukan hanya membantu koperasi bertahan. Lebih dari itu, digitalisasi menjadi kebutuhan mendesak agar koperasi Indonesia bisa naik kelas dan relevan di era modern.
Baca juga: Strategi Digitalisasi UMKM: Panduan Praktis dan Manfaat Teknologi